Kalian tahu tidak sama yang namanya sinkhole? Ituloh, sebuah lubang yang besar tiba-tiba terbentuk dengan kedalaman yang sangat dalam..
Ini nih bentuknya yang paling terbaru hadir di Jerman 2009 kemarin menggeparkan warga jerman maupun dunia termasuk Indonesia .
Terbayang gak kalau tanah yang kita pijak saat ini jeblos dengan kedalaman 330 kaki atau 100meter seperti sinkhole di guetemala? Entah jadi apa kita saat jatuh didasarnya .. >.<
Penasaran kan sama bagaimana sinkhole atau luweng (dalam bahasa jawa) ini bisa terbentuk??
Yuk sama-sama kita definisikan bagaimana terbentuknya ..
Secara geologi tentunya ada syarat-syarat tertentu atau mekanisme tertentu dan diawali tanda-tanda tertentu dalam pembentukan sinkhole ini. Salah satu indikasi yang paling sering adalah adanya perubahan sistem air tanah (perubahan geohydrology) sebelum terjadinya amblesan ini.
Dibawah ini adalah proses bagaimana sinkhole atau luweng ini bisa terbentuk yang terjadi pada daerah yang batuan dasarnya (bedrock) berupa batu gamping .
1. Pada awalnya ada sebuah retakan yang membentuk lubang akibat masuknya air. Daerah ini biasanya terjadi pada daerah yg tersusun oleh batu gamping. Batu gamping ini “relatif” mudah terlarutkan bila dibandingkan dengan batu pasir (batuan yang tersusun oleh pasir, biasanya mineral kuarsa). Walaupun terbilang cepat namun batu gamping ini tetap baru bisa dilarutkan sekiranya membutuhkan waktupuluhan ribu tahun loh .
2. Karena adanya aliran bawah tanah, maka akan muncul rongga karena bagian bawah terjadi erosi oleh aliran sungai bawah tanah.
3-4-5-6 Proses ini berlangsung terus menerus dengan kikisan serta jatuhan dari batuan diatasnya. Hingga akhirnya bolongan ini membentuk ruang cukup lebar dan “jembatan” dibagian atas tidak kuat menahan dan …
7. BLUNG ! Lubang ini tidak seluruhnya memenuhi hingga dasar terbawah, karena volume yang mengisi batuan atas tidak seluruhnya hilang. Kedalaman lubang bisa mulai hanya beberapa meter hingga berukuran besar sedalam 100 meter seperti yang di Guatemala itu ataupun yang di jerman .
8. Proses pengendapan diatas cekungan ini akhirnya menutup Luweng yang seringkali tidak disadari oleh penghuni diatasnya.
Proses siklus ini berjalan ribuan tahun yang dalam skala geologi yang sering dalam juta tahun bisa saja hanya disebut proses yang sekejap. Tetapi walaupun telah terjadi hanya seribu tahun yang lalu, barangkali kita tidak memiliki rekaman itu, dan kita hanya menggunakan tanah diatasnya itu seolah-olah dahulu tidak terjadi apa-apa.
Bagaimana mengenali kemungkinan terjadinya fenomena ini ?
· Pertama ini terjadi pada daerah yang batuan dasarnya (bedrock-nya” adalah batugamping.
· Gejala-gejala sebelum terjadinya amblesan ini sering didahului oleh gejala-gejala perubahan sitem hydrologi. Adanya danau baru segera setelah hujan (air limpasan) terutama pada daerah cekungan.
· Dijumpai retakan-retakan tanah. Misalnya pohon-pohon yang miring menuju kearah titik yang sama (pusat amblesan), pintu susah ditutup karena tidakrata .
Lembah sinkhole ada yang mengalami banjir karena sistem pembuangan atau saluran drainasi alamnya tertutup.
Lembah-lembah sinkhole lain mengalami banjir pada waktu adanya runoff water. Gejala gejala perubahan groundwater geology ini yang sering menunjukkan bagaimana sitem aliran sungai bawah tanah didaerah berbatugamping. Daerah berbatu gamping ini misalnya Wonosari serta Gunung Sewu disebelah selatan Wonogiri, juga di sekitar Goa Jatijajar di selatan Kebumen. Aliran sungai bawah tanah di Wonosari salah satunya ada di Bribin yang saat ini sedang dilakukan ujicoba di bor untuk mendapatkan kolom air untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik.
Aliran sungai bawah tanah bisa saja tertutup yang menunjukkan adanya kemungkinan runtuhan bawah tanah. pola hidrologinya tentu saja akan terpengaruh akibat runtuhan bawah tanah ini.
Jadi tentunya sebelum melakukan uji pengeboran mencari apakah ada terowongan dibawah, perlu juga dilakukan pengamatan permukaan. Apakah ada cekungan-cekungan bekas sinkhole. Adakah perubahan hidrologi yang teramati dalam kurun waktu tertentu ketika musim penghujan dan musim kering.
Uji pengeboranpun belum tentu bisa membuktikan atau menolak hipotesa, karena mencari bolongan ini tidak bisa dilakukan dengan mudah, bayangkan kalau area yang luasnya 2 Km persegi harus dibuktikan dengan satu lubang bor …. kan sulit banget seperti mencari jarum dalam jerami.
Salah satu cara adalah dengan pengamatan (survey) geofisika bawah permukaan, baik survey geolistrik, elektromagnetik, gravitasi dll. Survey ini pun tidak bisa di amati dalam waktu bulanan apalagi harian .
Sudah cukup jelas dan menakutkan bukan? bagaimanapun bumi kita ini sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu, kita sebagai manusia yang tinggal dibumi mau tidak mau harus menyadari kalau bumi yang kita tinggali ini sudahlah tua. Maka kita harus lebih ekstra melakukan perawatan untuk bumi agar cucu cucu kita nanti masih bisa menikmati bumi seperti apa yang kita rasakan saat ini .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan terlalu serius yah .. ^^