Rabu, 05 Desember 2012

ETIKA BISNIS DAN SHOP ONLINE



Berbicara mengenai bisnis tidak jauh lepas dari etika bisnis. Etika bisnis sangat diperlukan suatu perusahaan untuk menjalani bisnisnya. Tidak hanya perusahaan besar, namun perusahaan kecil harusnya menjaga etika dalam kegiatan berbisnisnya. Persaingan yang semakin banyak, jiwa muda yang dididik dan diarahkan untuk menjadi wirausaha membuat persaingan semakin banyak dan ketat. Senggol kiri kanan sudah bukan hal yang jarang kita temukan.

Saya akan mengambil contoh mengenai penjualan online. Penjualan online melalui Facebook, Twitter ataupun BBG (Blackberry Group) yang menjadikan friends, follower dan contact nya menjadi calon konsumen sangat rentan akan ketidaksadaran sipemilik akun mengenai etika bisnis. Pesaing lain dengan mudah mengadd, memfollow ataupun menginvite calon konsumen tersebut dari akun pesaingnya. Perebutan calon konsumen terkadang dilakukan terang – terangan tanpa memikirkan nasib pesaing yang telah direbut konsumennya.

Calon konsumen yang tadinya ingin membeli di shop online A beralih ke shop online B karena Shop Online B menginvite calon konsumen tersebut ke dalam daftar kontaknya yang membuat Shop Online A mengalami kerugian. Usaha yang melakukan ini biasanya adalah usaha yang baru, yang membutuhkan calon konsumen sebanyak – banyaknya agar tahu nama dan produk yang dijualnya. Tindakan ini memang tidak menyalahi aturan karena situs jejaring sosial itu adalah bukan hal yang private. Tapi jika dilihat dari segi etika bisnis, tindakan seperti ini tentu saja salah dan tidak beretika karena tidak menghargai pesaing. Bersainglah secara sehat.

Karina oktaviani

Jumat, 30 November 2012

Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial




Etika Bisnis adalah Suatu rangkaian prinsip yang harus diikuti apabila menjalankan bisnis. Sedangkan tanggung Jawab Sosial adalah Suatu pengakuan dari perusahaan bahwa keputusan bisnis dapat mempengaruhi masyarakat (komunitas dan lingkungannya) dan secara luas meliputi  tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan, karyawan dan Kreditur . Etika bisa diartikan sebagai syarat yang harus dijalankan oleh perusahaan yang menjunjung tinggi nilai keadilan antar perusahaan.

Ketika dihubungkan dengan tanggung jawab sosial, sebuah perusahaan harus memiliki etika atas para pelanggannya. Pelanggan akan memilih produk dari perusahaan yang memberikan hal yang lebih tidak hanya kualitas produk, namun manfaat yang diberikan perusahaan itu sendiri. Ketika sebuah perusahaan sedang melakukan tanggung jawab sosial seperti mengumpulkan dana atau melakukan kegiatan sosial seperti bazaar atau pameran yang meberikan kepuasan tersendiri bagi pelanggan, maka saat itu juga perusahaan sedang memenuhi salah satu syarat dari etika bisnis. Berikut adalah beberapa alasan perusahaan lebih memilih melakukan tanggung jawab sosial dalam menerapkan etika bisnis antara lain :

·         Moralitas : perusahaan berpikir harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan, terutama yang terkait dengan nilai – nilai moral dan keagamaan yang dianggap baik oleh masyarakat. Hal ini bersifat tanpa mengharapka balas jasa.

·         Pemurnian kepentingan sendiri : perusahaan harus bertanggung jawab terhadap pihak – pihak yang berkepentingan karena pertimbangan kompensasi. Perusahaan berharap akan dihargai karena tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

·         Teori investasi : perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder harena tindakan yang dilakukan akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.

Sukses tidaknya program tanggung jawab perusahaan sangat bergantung pada kesepakatan pihak – pihak berkepentingan. Pihak – pihak yang berkepentingan yang terlibat dalam proses produksi tindakannya disatu sisi dapat mendukung kinerja perusahaan tapi disisi lain dapat menjadi pengganggu karena setiap pihak mempunyai criteria tanggung jawab yang berbeda yang disebabkan perbedaan kepentingan.

Sumber :
http://zaramitha.blogspot.com/2012/05/bab-10-etika-bisnis-dan-tanggung-jawab.html

Selasa, 27 November 2012

Corporation Social Responsibility



Product            : Anlene
Perusahaan        : PT. Fonttera Brands Indonesia
Charity Event         : “Indonesia Bergerak : 2 Minggu Demi Esok yang Lebih Baik”
Tanggal            : 21 oktober 2012
Tempat            : Monumen Nasional, Jakarta

ilustrasi kampanye Anlene
PT. Fonterra Brands Indonesia menyelenggarakan event Charity dengan tema “Indonesia Bergerak : 2 Minggu Demi Esok yang Lebih Baik”. Acara ini dipersembahkan dalam rangka memperingati 10 tahun hari Osteoporosis Nasional yang jatuh pada tanggal 20 Oktober. PT. Fonterra Brands Indonesia dengan produknya susu kalsium “Anlene” melakukan aktivitas Walkathon with Osteocares bersama Celebrity Osteo – Fighters yang dilakukan selama 2 minggu.
Kota - kota tempat diselenggarakannya event ini antara lain :

7 Oktober 2012
  • Surabaya - Hypermat Royal Plaza
  • Solo - Hypermat Solo
14 Oktober 2012
  • Semarang - Balai Kota Semarang
  • Bandung - Hypermat Metro Indah Mall
Analisa :

PT. Fonterra Brands Indonesia melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial secara rutin tiap tahunnya. Tanggung Jawab disini maksudnya perusahaan melebarkan perannya lebih dari sekedar menggunakan sumber daya dan terlibat dalam kegiatan sosial bersama masyarakat.

PT. Fonterra Brands Indonesia melakukan charity walk yang merupakan kegiatan pengumpulan dana untuk edukasi pencegahan osteoporosis dengan cara mengajak masyarakat berjalan dari 4 kota, Surabaya, Solo, Semarang, Bandung dan Puncak Acara di Jakarta yang berlokasi di Monumen Nasional pada tanggal 21 Oktober 2012. Jumlah Langkah yang terkumpul akan diakumulasikan dan dikonversikan dalam sejumlah dana untuk didonasikan kepada PEROSI (Perhimpunan Osteoporosis Indonesia dan PERWATUSI (Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia).

Dengan banyaknya persaingan, maka suatu perusahaan perlu mendapatkan tempat yang baik dihati masyarakat. Di era global seperti ini masyarakat menjadi jauh lebih pintar dan memilih menjadi konsumen yang berpikir rasional. Masyarakat tentunya akan memilih produk yang memberikan keuntungan yang lebih dari segi manfaat maupun kualitas.

Saat ini Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi suatu yang trend di dunia pemasaran. Terlebih PT. Fonterra Brand Indonesia sudah melakukan CSR dengan produk Anlene sejak tahun 2000 silam. PT. Fonterra Brand Indonesia sadar bahwa mereka tidak boleh hanya mementingkan perusahaan saja, namun juga masyarakat (konsumen) dan lingkungan sekitar.

Melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility ini semata – mata dengan tujuan agar terciptanya kesadaran dan perhatian dari masyarakat terhadap produk itu sendiri. Usaha ini dalam bisnis dapat dijadikan alasan untuk memperkuat posisi perusahaan dalam pasar. Dalam Etika Bisnis, hal seperti ini di Sah kan, karena tidak merugikan pihak manapun, kegiatan CSR ini bersifat sosial yang banyak sekali manfaatnya bukan hanya untuk perusahaan saja.

Sumber :

Selasa, 23 Oktober 2012

ETIKA BISNIS




Apa itu etika?

Kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ Ethos” yang berarti adat, akhlak, waktu perasaan, sikap dan cara berfikir atau adat-istiadat.

Etik adalah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan oleh seseorang.

Etika adalah tuntutan mengenai perilaku, sikap dan tindakan yang diakui, sehubungan suatu jenis kegiatan manusia.

Apa itu etika bisnis?

Etika bisnis merupakan suatu prilaku moral yang dilakukan baik oleh individu maupun organisasi dalam bidang bisnis. Sering kali sebuah perusahaan yang bagus dicerminkan oleh etika perusahaan tersebut.

Apa saja yang harus diterapkan dalam etika bisnis?

Hal – hal yang perlu diterapkan dalam membangun etika bisnis antara lain :

1.  Etika Bisnis itu dibangun berdasarkan etika pribadi.
Suatu etika walaupun itu adalah etika bisnis, semua bersumber pada etika pribadi seseorang. Missal dalam perusahaan, etika pemimpin biasanya akan mencerminkan etika perusahaannya tersebut. Tidak ada perbedaan yang tegas antara etika bisnis dengan etika pribadi. Kita dapat merumuskan etika bisnis berdasarkan moralitas dan nilai-nilai yang kita yakini sebagai kebenaran.

2.  Etika Bisnis itu berdasarkan pada fairness.
Apakah kedua pihak yang melakukan negosiasi telah bertindak dengan jujur? Apakah setiap konsumen diperlakukan dengan adil? Apakah setiap karyawan diberi kesempatan yang sama? Jika ya, maka etika bisnis telah diterapkan.

3.  Etika Bisnis itu membutuhkan integritas.
Integritas merujuk pada keutuhan pribadi, kepercayaan dan konsistensi. Bisnis yang etis memperlakukan orang dengan hormat, jujur dan berintegritas. Mereka menepati janji dan melaksanakan komitmen. Hal – hal ini lah yang dipegang teguh oleh perusahaan yang menjunjung tinggi kode etik di dunia bisnis.

4.  Etika Bisnis itu membutuhkan kejujuran.
Bukan jamannya lagi bagi perusahaan untuk mengelabui pihak lain dan menyembunyikan cacat produk. Jaman sekarang adalah era kejujuran. Pengusaha harus jujur mengakui keterbatasan yang dimiliki oleh produknya, tidak menyesatkan konsumen dengam melebih – lebihkan produknya agar mau membeli.

5.  Etika Bisnis itu harus dapat dipercayai.
Jika perusahaan Anda terbilang baru, sedang tergoncang atau mengalami kerugian, maka secara etis Anda harus mengatakan dengan terbuka kepada klien atau stake-holder Anda. Ketidakjujuran dalam sebuah perusahaan tidak akan menimbulkan kepercayaan dari patner maupun konsumen.

6.  Etika Bisnis itu membutuhkan perencanaan bisnis.
Sebuah perusahaan yang beretika dibangun di atas realitas sekarang, visi atas masa depan dan perannya di dalam lingkungan. Etika bisnis tidak hidup di dalam ruang hampa. Semakin jelas rencana sebuah perusahaan tentang pertumbuhan, stabilitas, keuntungan dan pelayanan, maka semakin kuat komitmen perusahaan tersebut terhadap praktik bisnis.

7.    Etika Bisnis itu diterapkan secara internal dan eksternal.
Bisnis yang beretika memperlakukan setiap konsumen dan karyawannya dengan bermartabat dan adil. Etika juga diterapkan di dalam ruang rapat direksi, ruang negosiasi, di dalam menepati janji, dalam memenuhi kewajiban terhadap karyawan, buruh, pemasok, pemodal dll. Singkatnya, ruang lingkup etika bisnis itu universal.

8.    Etika Bisnis itu membutuhkan keuntungan.
Bisnis yang beretika adalah bisnis yang dikelola dengan baik, memiliki sistem kendali internal dan bertumbuh. Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.

9.    Etika Bisnis itu berdasarkan nilai.
Perusahaan yang beretika harus merumuskan standar nilai secara tertulis. Rumusan ini bersifat spesifik, tetapi berlaku secara umum. Etika menyangkut norma, nilai dan harapan yang ideal. Meski begitu, perumusannya harus jelas dan dapat dilaksanakan dalam pekerjaan sehari-hari.

10. Etika Bisnis itu dimulai dari pimpinan.
Ada pepatah, “Pembusukan ikan dimulai dari kepalanya.” Kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap corak lembaga. Perilaku seorang pemimpin yang beretika akan menjadi teladan bagi anak buahnya.


Apa saja hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan etika bisnis?

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:

1.    Pengendalian diri
2.    Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3.    Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.
4.    Menciptakan persaingan yang sehat.
5.    Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6.    Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi).
7.    Mampu menyatakan yang benar itu benar.
8.    Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah.
9.    Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.
10.  Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
11.  Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan


Apa saja prinsip – prinsip etika bisnis?

Muchlish (1998:31-33) mengemukakan prinsip – prinsip etika bisnis sebagai berikut :

1)    Prinsip otonomi
Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.

2)    Prinsip kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.

3)    Prinsip tidak berniat jahat
Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.

Apa saja manfaat etika bisnis dalam perusahaan?

Manfaat perusahaan dalam menerapkan etika bisnis. Yaitu:

1. Perusahaan mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
Perusahaan yang jujur akan menciptakan konsumen yang loyal. Konsumen yang loyal tidak segan – segan untuk merekomendasikan kepada orang lain agar menggunakan produk tersebut.

2. Citra perusahaan di mata konsumen baik.
Dengan citra yang baik maka perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat dan produknya pun dapat mengalami peningkatan penjualan. Perusahaan yang cacat hukum tentu saja menimbulkan citra buruk bagi perusahaan tersebut.

3. Meningkatkan motivasi pekerja.
Karyawan akan bekerja dengan giat apabila perusahaan tersebut memiliki citra yang baik dimata perusahaan. Dasar suatu perusahaan tentu saja terletak pada SDM nya, ketika perusahaan berjalan diatas keadilan tanpa kecurangan pekerja tentu saja akan termotivasi untuk melakukan yang terbaik pula untuk perusahaan.

4. Keuntungan perusahaan dapat di peroleh.
Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.

Bagaimana penerapan etika dalam suatu organisasi perusahaan?

Dapatkan pengertian moral seperti tanggung jawab, perbuatan yang salah dan kewajiban diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan, ataukah pada orang (individu) sebagai perilaku moral yang nyata? Ada dua pandangan yang muncul atas masalah ini :

·         Ekstrem pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena aturan yang mengikat, organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa perusahaan bertindak seperti individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka lakukan, kita dapat mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan mereka dan bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral dalam pengertian yang sama yang dilakukan manusia.

·         Ekstrem kedua, adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk akal berpikir bahwa organisasi bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia gagal mengikuti standar moral atau mengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban moral. Organisasi bisnis sama seperti mesin yang anggotanya harus secara membabi buta mentaati peraturan formal yang tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih tidak masuk akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab secara moral karena ia gagal mengikuti standar moral daripada mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal bertindak secara moral.


DAFTAR PUSTAKA


Selasa, 16 Oktober 2012

prinsip bisnis beretika


Bisnis harus memiliki prinsip beretika? Ya!

Bisnis modern merupakan realitas yang sangat kompleks. Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dapat dilihat dari 3 sudut pandang yakni sudut pandang ekonomi, sudut pandang hukum dan sudut pandang etika. Bisnis juga terikat dengan hukum, banyak permasalah dalam hubungan bisnis, baik dalam taraf nasional maupun internasional. Walaupun terdapat hubungan yang erat antara norma hukum dan norma etika, namun kaduanya adalah hal yang tidak sama. Ketinggalan hukum mungkin saja terjadi, namun etika tidak pernah terbatas oleh masalah  - masalah baru.

Sebagai contoh padah tahun 1985 terjadi kasus yang menggemparkan dengan berita dari media massa internasional mengenai pembajakan kaset rekaman yang memuat lagu – lagu artis dan dibuat untuk tujuan amal. Saat itu, hukum di Indonesia masih memungkinkan hal tersebut, tetapi dari segi etika tentu saja tidak dibenarkan karena melanggar hak milik orang lain dan dengan mengatas nama kan amal.

Secara tidak sadar, kita sebenarnya banyak menyaksikan pelanggaran etika bisnis dalam kegiatan perbisnisan di Indonesia. Banyak hal yang berhubungan dengan pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh para pebisnis yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut biasanya dipacu oleh persaingan yang tidak sehat agar dapat menguasai pasar, memperluas pangsa pasar dan mendapatkan keuntungan.

Kegiatan perdagangan maupun bisnis dalam lingkup besar sebenarnya tidak pernah luput dari permasalahan etika bisnis. Sesuai fungsi nya baik secara mikro maupun makro, sebuah bisnis yang baik haruslah memiliki etika dan tanggung jawab sosial. Jika ini dijalankan, maka tidak hanya lingkungan mikro dan makronya saja yang mendapat keuntungan, namun perusahaan itu sendiri akan mendapatkan keuntungan secara langsung.

Yang terpenting bagi pelaku bisnis adalah bagaimana menempatkan etika pada kedudukan yang pantas didunia bisnis. Tugas pelaku bisnis adalah berorientasi pada norma – norma moral. Etika bisnis memiliki prinsip – prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaa untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar mempunyai standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral.

Muchlish (1998:31-33) mengemukakan prinsip – prinsip etika bisnis sebagai berikut :

1)    Prinsip otonomi

Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.

2)    Prinsip kejujuran

Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.

3)    Prinsip tidak berniat jahat

Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.

Sumber : tanti puspita  - blogspot – 2012 – perusahaan melanggar aspek hukum

hubungan etika dan bisnis


apakah antara bisnis dan etika ada hubungan ? Adakah etika bisnis?

Ada dua pandangan :

1. Antara bisnis dan etika tidak ada hubungan sama sekali

ü  Pandangannya : Dalam bisnis orang menyibukkan diri dengan jual-beli, mmebuat produk dan menawarkannya untuk mendapat untung, tapi orang tidak berurusan dengan etika atau moralitas.

ü  Ungkapan-ungkapan yang senada dengan istilah diatas, oleh Richard T. De George disebut sebagai “ Mitos Bisnis Amoral” (bukan immoral)

ü  Dasar pemikirannya :

·         Bisnis sama dengan judi
·         Bisnis punya aturan sendiri
·         Yang mematuhi aturan moral dalam bisnis akan merugi dan tersingkir
·         Argumen pendukung
·         Jika suatu praktek secara legal diterima maka secara etis juga diterima
·         Jika praktek itu begitu umum, maka diangap sebagai ‘norma’ mengikat yang berlaku umum.

2. Prinsip Etika berlaku dalam bisnis

ü  Bisnis tidak seratus persen sama dengan judi
·         Sama dengan judi : berani mengambil resiko, berani berspekulasi, berani bertaruh
·         Beda dengan judi : yang dipertaruhkan dalam bisnis jauh lebih luas dan dalam

ü  Tidak benar bisnis punya aturan sendiri lepas dari aturan sosial masyarakat pada umumnya. Alasannya:

·         Bisnis adalah bagian aktivitas penting dari masyarakat
·         Bisnis adalah kegiatan antar manusia
·         Maka etika diperlukan sebagai pemberi arah keputusan dan tindakan

ü  Tidak benar bahwa yang mematuhi aturan moral dalam bisnis akan merugi dan tersingkir dari persaingan
ü  Bisnis yang sukses adalah bisnis yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral
ü  Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas
ü  Etika tidak sama dnegan ilmu empiris
ü  Dalam kondisi tertentu dibenarkan adanya penyimpangan dari segi etika, tapi tidak berarti bisnis tidak mengenal etika

ü  Berbagai aksi protes yang terjadi dimana-mana menunjukkan bahwa banyak orang menghendaki dan mendambakan agar bisnis dijalankan secara baik serta tetap mengindahkan norma-norma etika

ü  Prinsip – Prinsip etika bisnis
·         Prinsip otonomi
·         Prinsip kejujuran
·         Prinsip berbuat baik (positif) dan prinsip tidak berbuat jahat (negatif)
·         Prinsip keadilan : adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban
·         Prinsip hormat pada diri sendiri

ü  Masalah yang dihadapi dalam dunia bisnis
·         Standar moral para pelaku bisnis masih sangat lemah
·         Pada tingkat perusahaan sering terjadi konflik kepentingan
·         Tidak atau belum adanya organisasi profesi bisnis dan manajemen yang berfungsi menegakkan kode etik bisnis dan manajemen
·         Peralihan dari masyarakat sedang berkembang menuju masyarakat maju
·         Adanya ketidak stabilan politik dalam negeri

Minggu, 14 Oktober 2012

apa yang didapat perusahaan ketika menerapkan etika bisnis?


Apa yang didapat perusahaan ketika menerapkan etika bisnis?

Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga yang tidak dapat ditawar lagi. Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang tetap menjaga kode etis dalam dunia bisnis. Bersikap adil dan jujur sekarang sangatlah sulit, persaingan yang cukup bebas membuat semua hal yang tidak etis menjadi hal yang sah untuk dilakukan demi meraup keuntungan. Seharusnya perusahaan juga menerapkan sistem yang baik agar terciptanya loyalitas konsumen, yaitu dengan cara terus menjaga etika didalam persaingan.

Adapun manfaat perusahaan dalam menerapkan etika bisnis. Yaitu:

1. Perusahaan mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
Perusahaan yang jujur akan menciptakan konsumen yang loyal. Konsumen yang loyal tidak segan – segan untuk merekomendasikan kepada orang lain agar menggunakan produk tersebut.

2. Citra perusahaan di mata konsumen baik.
Dengan citra yang baik maka perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat dan produknya pun dapat mengalami peningkatan penjualan. Perusahaan yang cacat hukum tentu saja menimbulkan citra buruk bagi perusahaan tersebut.

3. Meningkatkan motivasi pekerja.
Karyawan akan bekerja dengan giat apabila perusahaan tersebut memiliki citra yang baik dimata perusahaan. Dasar suatu perusahaan tentu saja terletak pada SDM nya, ketika perusahaan berjalan diatas keadilan tanpa kecurangan pekerja tentu saja akan termotivasi untuk melakukan yang terbaik pula untuk perusahaan.

4. Keuntungan perusahaan dapat di peroleh.
Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.

Beberapa perusahaan terkemuka sekarang ini sudah mempunyai Code of Conduct dan juga sudah mempunyai kode etika perusahaan yang dipatuhi oleh semua karyawan. Sebagai proses, sistem, struktur, dan aturan yang memberikan suatu nilai tambah bagi perusahaan good coporate governance memiliki prinsip- prinsip sebagai berikut :

a. Fairness (keadilan)
Keadilan adalah kesetaraan perlakuan dari perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan kriteria dan proporsi yang seharusnya.
Dalam hal ini ditekankan agar pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan terlindungi dari kecurangan dan penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh orang dalam.

b. Transparency (keterbukaan)
Transparasi adalah keterbukaan dalam melaksanakan suatu proses kegiatan perusahaan.
Pengungkapan informasi kinerja perusahaan baik ketepatan waktu maupun akurasinya (keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan, pengawasan, keadilan, kualitas, standarisasi, efisiesi waktu dan biaya). Dengan transparasi pihak-pihak yang terkait akan dapat melihat dan memehami bagaimana suatu perusahaan dikelolah.

c. Accauntability (akuntabilitas)
Akuntabilitas adalah pertanggung jawaban atas pelaksanaan fungsi dan tugas-tugas sesuai wewenang yang dimiliki oleh seluruh organ perusahaan termasuk pemegang saham.
Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan menyiapkan laporan keuangan dengan tepat pada waktunya dan dengan cara yang tepat mengembangkan komite audit dan resiko yang mengandung fungsi pengawasan oleh dewan komisaris, mengembangkan dan merumuskan kembali peran dan fungsi internal audit sebai mitra bisnis strategik berdasarkan best parctice bukan sekedar audit.

Sumber : Fachmi ulil maulana (2011) – manfaat perusahaan dalam menerapkan