Sabtu, 13 Oktober 2012

perusahaan yang tidak beretika


Perusahaan di seluruh dunia haruslah memiliki etika dalam melakukan bisnis. Persaingan sehat seharusnya sangatlah dijaga. Adanya inovasi, tidak pernah cacat hukum dan aturan, bertanggung jawab secara ekslusif, tata kelola perusahaan yang baik, sistem internal perusahaan yang baik serta adanya pemimpin dan karyawan yang loyal pada masyarakatlah yang menjadi cerminan secara umum perusahaan yang beretika baik dalam kegiatan bisnis.

Perusahaan yang bertanggung jawab kepada masyarakat atas produk yang dijualnya dengan tidak melakukan diskriminasi dan tidak melakukan perusakan lingkungan bisa dijadikan contoh untuk perusahaan yang beretika. Melakukan persaingan secara adil dan aman juga menjadi penentu apakah perusahaan tersebut benar beretika.

Banyak perusahaan yang hanya mencari keuntungan dan dengan sengaja melakukan kecurangan atau bermain tidak adil di dunia bisnis. Banyak nya persaingan membuat para pemain bisnis tidak lagi mementingkan etika antar pebisnis dan bahkan menjadikan hal yang tidak etis tersebut menjadi hal yang sah untuk menarik pelanggan baru. Padahal, selain menarik pelanggan baru, setiap perusahaan harus terus beretiket baik agar terciptanya loyalitas pelanggan.

Berikut adalah beberapa contoh kasus praktek bisnis yang tidak beretika :

-       Menyalin logo untuk menyesatkan pelanggan
Hal ini biasa dilakukan perusahaan baru yang dengan sengaja mendompleng perusahaan yang sudah lebih dahulu berkecimpung didunia bisnis. Penjiplakan dengan mengedit sebagian ataupun mempelesetkan logo perusahaan besar yang mendunia merupakan hal yang tidak etis dilakukan sebagai bentuk pemasaran. Sebagai contoh salah satu rumah makan di Jakarta yang menggunakan logo dari hasil penjiplakan (mempelesetkan) logo cafe yang memiliki produk minuman yang memang namanya sudah besar.

-       Persaingan iklan (menyindir)
Menyindir atau menyinggung produk yang lebih dulu beredar dimasyarakat biasa dilakukan oleh perusahaan yang baru. Melakukan persaingan yang tidak sehat dan dengan sengaja di siarkan di stasiun – stasiun TV nasional Indonesia tentu saja bukanlah hal yang beretika dalam kasus bisnis. Sebagai contohnya minyak angin beraroma terapi yang baru meluncurkan produk dan iklannya, yang dengan sengaja menyindir produsen lama agar menarik minat konsumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan terlalu serius yah .. ^^