Apa itu etika?
Kata etika berasal dari
bahasa Yunani yaitu “ Ethos” yang berarti adat, akhlak, waktu perasaan, sikap
dan cara berfikir atau adat-istiadat.
Etik adalah suatu studi
mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan oleh
seseorang.
Etika adalah tuntutan
mengenai perilaku, sikap dan tindakan yang diakui, sehubungan suatu jenis
kegiatan manusia.
Apa itu etika bisnis?
Etika
bisnis merupakan suatu prilaku moral yang dilakukan baik oleh individu maupun
organisasi dalam bidang bisnis. Sering kali sebuah perusahaan yang bagus
dicerminkan oleh etika perusahaan tersebut.
Apa saja yang harus diterapkan dalam etika
bisnis?
Hal – hal yang perlu diterapkan dalam
membangun etika bisnis antara lain :
1. Etika Bisnis
itu dibangun berdasarkan etika pribadi.
Suatu etika walaupun itu
adalah etika bisnis, semua bersumber pada etika pribadi seseorang. Missal dalam
perusahaan, etika pemimpin biasanya akan mencerminkan etika perusahaannya
tersebut. Tidak ada perbedaan yang tegas antara etika bisnis dengan etika pribadi.
Kita dapat merumuskan etika bisnis berdasarkan moralitas dan nilai-nilai yang
kita yakini sebagai kebenaran.
2. Etika Bisnis
itu berdasarkan pada fairness.
Apakah kedua pihak yang
melakukan negosiasi telah bertindak dengan jujur? Apakah setiap konsumen
diperlakukan dengan adil? Apakah setiap karyawan diberi kesempatan yang sama?
Jika ya, maka etika bisnis telah diterapkan.
3. Etika Bisnis
itu membutuhkan integritas.
Integritas merujuk pada
keutuhan pribadi, kepercayaan dan konsistensi. Bisnis yang etis memperlakukan
orang dengan hormat, jujur dan berintegritas. Mereka menepati janji dan
melaksanakan komitmen. Hal – hal ini lah yang dipegang teguh oleh perusahaan
yang menjunjung tinggi kode etik di dunia bisnis.
4. Etika Bisnis
itu membutuhkan kejujuran.
Bukan jamannya lagi bagi
perusahaan untuk mengelabui pihak lain dan menyembunyikan cacat produk. Jaman
sekarang adalah era kejujuran. Pengusaha harus jujur mengakui keterbatasan yang
dimiliki oleh produknya, tidak menyesatkan konsumen dengam melebih – lebihkan
produknya agar mau membeli.
5. Etika Bisnis
itu harus dapat dipercayai.
Jika perusahaan Anda
terbilang baru, sedang tergoncang atau mengalami kerugian, maka secara etis
Anda harus mengatakan dengan terbuka kepada klien atau stake-holder Anda.
Ketidakjujuran dalam sebuah perusahaan tidak akan menimbulkan kepercayaan dari
patner maupun konsumen.
6. Etika Bisnis
itu membutuhkan perencanaan bisnis.
Sebuah perusahaan yang
beretika dibangun di atas realitas sekarang, visi atas masa depan dan perannya
di dalam lingkungan. Etika bisnis tidak hidup di dalam ruang hampa. Semakin
jelas rencana sebuah perusahaan tentang pertumbuhan, stabilitas, keuntungan dan
pelayanan, maka semakin kuat komitmen perusahaan tersebut terhadap praktik
bisnis.
7. Etika
Bisnis itu diterapkan secara internal dan eksternal.
Bisnis yang beretika
memperlakukan setiap konsumen dan karyawannya dengan bermartabat dan adil.
Etika juga diterapkan di dalam ruang rapat direksi, ruang negosiasi, di dalam
menepati janji, dalam memenuhi kewajiban terhadap karyawan, buruh, pemasok,
pemodal dll. Singkatnya, ruang lingkup etika bisnis itu universal.
8. Etika
Bisnis itu membutuhkan keuntungan.
Bisnis yang beretika adalah
bisnis yang dikelola dengan baik, memiliki sistem kendali internal dan
bertumbuh. Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan
mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk
menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.
9. Etika
Bisnis itu berdasarkan nilai.
Perusahaan yang beretika
harus merumuskan standar nilai secara tertulis. Rumusan ini bersifat spesifik,
tetapi berlaku secara umum. Etika menyangkut norma, nilai dan harapan yang
ideal. Meski begitu, perumusannya harus jelas dan dapat dilaksanakan dalam pekerjaan
sehari-hari.
10. Etika Bisnis itu
dimulai dari pimpinan.
Ada pepatah, “Pembusukan
ikan dimulai dari kepalanya.” Kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap corak
lembaga. Perilaku seorang pemimpin yang beretika akan menjadi teladan bagi anak
buahnya.
Apa saja hal yang perlu diperhatikan dalam
menciptakan etika bisnis?
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1.
Pengendalian diri
2.
Pengembangan tanggung jawab social (social
responsibility)
3.
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah
untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.
4.
Menciptakan persaingan yang sehat.
5.
Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6.
Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong,
Koneksi, Kolusi, dan Komisi).
7.
Mampu menyatakan yang benar itu benar.
8.
Menumbuhkan sikap saling percaya antara
golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah.
9.
Konsekuen dan konsisten dengan aturan main
yang telah disepakati bersama.
10. Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
11. Perlu
adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan
Apa saja
prinsip – prinsip etika bisnis?
Muchlish (1998:31-33)
mengemukakan prinsip – prinsip etika bisnis sebagai berikut :
1) Prinsip otonomi
Prinsip otonomi memandang
bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang
dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan
yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan
yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
2) Prinsip kejujuran
Kejujuran merupakan nilai
yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus
diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika
prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat
meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.
3) Prinsip tidak berniat jahat
Prinsip ini ada hubungan
erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan
mampu meredam niat jahat perusahaan itu.
Apa
saja manfaat etika bisnis dalam perusahaan?
Manfaat perusahaan dalam
menerapkan etika bisnis. Yaitu:
1. Perusahaan
mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
Perusahaan yang jujur akan
menciptakan konsumen yang loyal. Konsumen yang loyal tidak segan – segan untuk
merekomendasikan kepada orang lain agar menggunakan produk tersebut.
2. Citra
perusahaan di mata konsumen baik.
Dengan citra yang baik maka
perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat dan produknya pun dapat mengalami
peningkatan penjualan. Perusahaan yang cacat hukum tentu saja menimbulkan citra
buruk bagi perusahaan tersebut.
3. Meningkatkan
motivasi pekerja.
Karyawan akan bekerja
dengan giat apabila perusahaan tersebut memiliki citra yang baik dimata
perusahaan. Dasar suatu perusahaan tentu saja terletak pada SDM nya, ketika
perusahaan berjalan diatas keadilan tanpa kecurangan pekerja tentu saja akan
termotivasi untuk melakukan yang terbaik pula untuk perusahaan.
4. Keuntungan
perusahaan dapat di peroleh.
Etika adalah berkenaan
dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa
depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah
perusahaan yang beretika.
Bagaimana penerapan etika dalam suatu organisasi
perusahaan?
Dapatkan pengertian moral seperti tanggung
jawab, perbuatan yang salah dan kewajiban diterapkan terhadap kelompok seperti
perusahaan, ataukah pada orang (individu) sebagai perilaku moral yang nyata?
Ada dua pandangan yang muncul atas masalah ini :
·
Ekstrem
pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena aturan yang mengikat,
organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa perusahaan bertindak
seperti individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka
lakukan, kita dapat mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk
tindakan mereka dan bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral
dalam pengertian yang sama yang dilakukan manusia.
·
Ekstrem
kedua, adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk akal
berpikir bahwa organisasi bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia gagal
mengikuti standar moral atau mengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban
moral. Organisasi bisnis sama seperti mesin yang anggotanya harus secara
membabi buta mentaati peraturan formal yang tidak ada kaitannya dengan
moralitas. Akibatnya, lebih tidak masuk akal untuk menganggap organisasi
bertanggung jawab secara moral karena ia gagal mengikuti standar moral daripada
mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal bertindak secara moral.
DAFTAR PUSTAKA