Selasa, 15 November 2011

Consumen Behavior Journal

Business Opportunities for Halal Products in the Global Market: Muslim Consumer Behaviour and Halal Food Consumption

Endang S Soesilowati
Center for Economic Research
Indonesian Institute of Sciences



Jurnal ini membahas mengenai produk halal yang saat ini telah menarik banyak perhatian di Organisasi Konferensi Islam (OKI). Telah diperkirakan bahwa nilai perdagangan produk halal mencapai lebih dari ratusan milyar USD dan akan terus meningkat 30% pertahunnya. Pasar potensial bagi produk halal ini adalah populasi islam yang mencapai 1600 juta penduduk yang tersebar diseluruh dunia. Dari jumlah ini, Indonesia memberikan kontribusi 180 juta; India, 140 juta, Pakistan, 130 juta; Timur Tengah, 200 juta, Afrika, 300 juta, Malaysia, 14 juta dan Amerika Utara, 8 juta. Namun ketersediaan produk halal masih terbatas. Sebagai konsekuensinya, untuk memenuhi permintaan konsumen, beberapa Negara islam mengimpor barang halal dari Negara non-muslim terutama dari Australia dan Brazil. Hal ini, kemudian, pasar yang menguntungkan dan ada peluang bisnis besar untuk makanan halal di pasar domestik dan internasional.
Sebagai negara Muslim terpadat di dunia, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi tidak hanya sebuah pasar besar,, tetapi juga merupakan produsen utama produk halal. Oleh karena itu studi ini akan menjadi bantuan berharga untuk membantu menilai kemampuan bangsa Indonesia dalam merebut peluang pasar dalam perdagangan makanan halal global.Sebagian besar seorang Muslim tidak selalu membuat keputusan untuk membeli makanan halal. Menjadi seorang Muslim tidak menjamin bahwa perilaku individu akan selalu Islam, khususnya dalam mengkonsumsi makanan halal. Filosofi dan implementasi dari Islam syari `ah dibangun melalui pembelajaran individu dan sosialisasi, yaitu, dalam pendidikan formal dan informal. Pendidikan agama yang seperti ini jugalah yang akan menentukan tingkat kesadaran konsumen pada makanan halal.
Hasil studi tentang perilaku konsumen makanan halal ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga dan pengetahuan dan untuk membantu meramalkan permintaan untuk makanan halal, serta untuk membantu merumuskan strategi pasar yang tepat bagi pengusaha makanan halal. Jika Negara Indonesia meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan berinvestasi dalam mengembangkan produk halal, maka akan memerlukan studi perilaku Muslim sebagai konsumen produk halal. Di Indonesia, Perilaku konsumen yang ditinjau lebih dalam pada penelitian ini adalah penduduk Banten yang mayoritas Islam, dengan membaginya pada tingkatan sosial.
Penelitian ini menemukan beberapa isu utama yang menunjukkan keterkaitan faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku Muslim dalam konsumsi makanan halal, antara lain :

·         Pertama, bahwa kesadaran umat Islam di Banten tentang halal dan haram makanan cukup tinggi, terutama dalam memilih makanan yang perlu diproses lebih lanjut sebelum mereka makan, seperti daging, ikan dan sayuran. Mereka secara konsisten menempatkan prioritas tinggi pada masalah halal ketika mereka membeli makanan atau pilih restoran.
·         Kedua, peran pemerintah untuk mempromosikan dan mengontrol perilaku religius dalam hal mengkonsumsi makanan halal dianggap menjadi responden yang paling sedikit tingkat sensitifitasnya yang mengklaim bahwa hukum agama perilaku dan pemimpin agama memaksa keputusan mereka untuk mengkonsumsi makanan halal.
·         Ketiga, nilai korelasi Pearson, antara tingkat religiusitas individu dan pengkonsumsian makanan halal menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat religiusitas responden, semakin besar perhatian mereka untuk mengkonsumsi makanan halal (r = 0,565). Karena tingkat religiusitas responden juga dipengaruhi oleh pengalaman religius mereka dan latar belakang pendidikan. Responden dengan pendidikan pesantren cenderung memiliki lebih banyak kontrol dan kekhawatiran tentang pengkonsumsian makanan halal.

Namun dengan pengamatan yang lebih dekat lagi, dapat dilihat bahwa responden dalam kelompok pendapatan yang lebih tinggi di Banten cenderung memiliki kurang perhatian pada perilaku konsumsi halal dibandingkan dengan kelompok sosial lainnya. Sebaliknya, responden dengan pendidikan tinggi, pendapatan kelas menengah, ibu rumah tangga, dan kelompok usia yang lebih muda cenderung relatif lebih peduli untuk mengkonsumsi makanan halal. Ini bukan hanya ditentukan oleh sikap mereka, tetapi juga oleh norma-norma subjektif dan kontrol perilaku yang dirasakan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan terlalu serius yah .. ^^