Selasa, 23 Oktober 2012

ETIKA BISNIS




Apa itu etika?

Kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ Ethos” yang berarti adat, akhlak, waktu perasaan, sikap dan cara berfikir atau adat-istiadat.

Etik adalah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan oleh seseorang.

Etika adalah tuntutan mengenai perilaku, sikap dan tindakan yang diakui, sehubungan suatu jenis kegiatan manusia.

Apa itu etika bisnis?

Etika bisnis merupakan suatu prilaku moral yang dilakukan baik oleh individu maupun organisasi dalam bidang bisnis. Sering kali sebuah perusahaan yang bagus dicerminkan oleh etika perusahaan tersebut.

Apa saja yang harus diterapkan dalam etika bisnis?

Hal – hal yang perlu diterapkan dalam membangun etika bisnis antara lain :

1.  Etika Bisnis itu dibangun berdasarkan etika pribadi.
Suatu etika walaupun itu adalah etika bisnis, semua bersumber pada etika pribadi seseorang. Missal dalam perusahaan, etika pemimpin biasanya akan mencerminkan etika perusahaannya tersebut. Tidak ada perbedaan yang tegas antara etika bisnis dengan etika pribadi. Kita dapat merumuskan etika bisnis berdasarkan moralitas dan nilai-nilai yang kita yakini sebagai kebenaran.

2.  Etika Bisnis itu berdasarkan pada fairness.
Apakah kedua pihak yang melakukan negosiasi telah bertindak dengan jujur? Apakah setiap konsumen diperlakukan dengan adil? Apakah setiap karyawan diberi kesempatan yang sama? Jika ya, maka etika bisnis telah diterapkan.

3.  Etika Bisnis itu membutuhkan integritas.
Integritas merujuk pada keutuhan pribadi, kepercayaan dan konsistensi. Bisnis yang etis memperlakukan orang dengan hormat, jujur dan berintegritas. Mereka menepati janji dan melaksanakan komitmen. Hal – hal ini lah yang dipegang teguh oleh perusahaan yang menjunjung tinggi kode etik di dunia bisnis.

4.  Etika Bisnis itu membutuhkan kejujuran.
Bukan jamannya lagi bagi perusahaan untuk mengelabui pihak lain dan menyembunyikan cacat produk. Jaman sekarang adalah era kejujuran. Pengusaha harus jujur mengakui keterbatasan yang dimiliki oleh produknya, tidak menyesatkan konsumen dengam melebih – lebihkan produknya agar mau membeli.

5.  Etika Bisnis itu harus dapat dipercayai.
Jika perusahaan Anda terbilang baru, sedang tergoncang atau mengalami kerugian, maka secara etis Anda harus mengatakan dengan terbuka kepada klien atau stake-holder Anda. Ketidakjujuran dalam sebuah perusahaan tidak akan menimbulkan kepercayaan dari patner maupun konsumen.

6.  Etika Bisnis itu membutuhkan perencanaan bisnis.
Sebuah perusahaan yang beretika dibangun di atas realitas sekarang, visi atas masa depan dan perannya di dalam lingkungan. Etika bisnis tidak hidup di dalam ruang hampa. Semakin jelas rencana sebuah perusahaan tentang pertumbuhan, stabilitas, keuntungan dan pelayanan, maka semakin kuat komitmen perusahaan tersebut terhadap praktik bisnis.

7.    Etika Bisnis itu diterapkan secara internal dan eksternal.
Bisnis yang beretika memperlakukan setiap konsumen dan karyawannya dengan bermartabat dan adil. Etika juga diterapkan di dalam ruang rapat direksi, ruang negosiasi, di dalam menepati janji, dalam memenuhi kewajiban terhadap karyawan, buruh, pemasok, pemodal dll. Singkatnya, ruang lingkup etika bisnis itu universal.

8.    Etika Bisnis itu membutuhkan keuntungan.
Bisnis yang beretika adalah bisnis yang dikelola dengan baik, memiliki sistem kendali internal dan bertumbuh. Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.

9.    Etika Bisnis itu berdasarkan nilai.
Perusahaan yang beretika harus merumuskan standar nilai secara tertulis. Rumusan ini bersifat spesifik, tetapi berlaku secara umum. Etika menyangkut norma, nilai dan harapan yang ideal. Meski begitu, perumusannya harus jelas dan dapat dilaksanakan dalam pekerjaan sehari-hari.

10. Etika Bisnis itu dimulai dari pimpinan.
Ada pepatah, “Pembusukan ikan dimulai dari kepalanya.” Kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap corak lembaga. Perilaku seorang pemimpin yang beretika akan menjadi teladan bagi anak buahnya.


Apa saja hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan etika bisnis?

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:

1.    Pengendalian diri
2.    Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3.    Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.
4.    Menciptakan persaingan yang sehat.
5.    Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6.    Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi).
7.    Mampu menyatakan yang benar itu benar.
8.    Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah.
9.    Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.
10.  Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
11.  Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan


Apa saja prinsip – prinsip etika bisnis?

Muchlish (1998:31-33) mengemukakan prinsip – prinsip etika bisnis sebagai berikut :

1)    Prinsip otonomi
Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.

2)    Prinsip kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.

3)    Prinsip tidak berniat jahat
Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.

Apa saja manfaat etika bisnis dalam perusahaan?

Manfaat perusahaan dalam menerapkan etika bisnis. Yaitu:

1. Perusahaan mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
Perusahaan yang jujur akan menciptakan konsumen yang loyal. Konsumen yang loyal tidak segan – segan untuk merekomendasikan kepada orang lain agar menggunakan produk tersebut.

2. Citra perusahaan di mata konsumen baik.
Dengan citra yang baik maka perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat dan produknya pun dapat mengalami peningkatan penjualan. Perusahaan yang cacat hukum tentu saja menimbulkan citra buruk bagi perusahaan tersebut.

3. Meningkatkan motivasi pekerja.
Karyawan akan bekerja dengan giat apabila perusahaan tersebut memiliki citra yang baik dimata perusahaan. Dasar suatu perusahaan tentu saja terletak pada SDM nya, ketika perusahaan berjalan diatas keadilan tanpa kecurangan pekerja tentu saja akan termotivasi untuk melakukan yang terbaik pula untuk perusahaan.

4. Keuntungan perusahaan dapat di peroleh.
Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.

Bagaimana penerapan etika dalam suatu organisasi perusahaan?

Dapatkan pengertian moral seperti tanggung jawab, perbuatan yang salah dan kewajiban diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan, ataukah pada orang (individu) sebagai perilaku moral yang nyata? Ada dua pandangan yang muncul atas masalah ini :

·         Ekstrem pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena aturan yang mengikat, organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa perusahaan bertindak seperti individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka lakukan, kita dapat mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan mereka dan bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral dalam pengertian yang sama yang dilakukan manusia.

·         Ekstrem kedua, adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk akal berpikir bahwa organisasi bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia gagal mengikuti standar moral atau mengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban moral. Organisasi bisnis sama seperti mesin yang anggotanya harus secara membabi buta mentaati peraturan formal yang tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih tidak masuk akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab secara moral karena ia gagal mengikuti standar moral daripada mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal bertindak secara moral.


DAFTAR PUSTAKA


Selasa, 16 Oktober 2012

prinsip bisnis beretika


Bisnis harus memiliki prinsip beretika? Ya!

Bisnis modern merupakan realitas yang sangat kompleks. Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dapat dilihat dari 3 sudut pandang yakni sudut pandang ekonomi, sudut pandang hukum dan sudut pandang etika. Bisnis juga terikat dengan hukum, banyak permasalah dalam hubungan bisnis, baik dalam taraf nasional maupun internasional. Walaupun terdapat hubungan yang erat antara norma hukum dan norma etika, namun kaduanya adalah hal yang tidak sama. Ketinggalan hukum mungkin saja terjadi, namun etika tidak pernah terbatas oleh masalah  - masalah baru.

Sebagai contoh padah tahun 1985 terjadi kasus yang menggemparkan dengan berita dari media massa internasional mengenai pembajakan kaset rekaman yang memuat lagu – lagu artis dan dibuat untuk tujuan amal. Saat itu, hukum di Indonesia masih memungkinkan hal tersebut, tetapi dari segi etika tentu saja tidak dibenarkan karena melanggar hak milik orang lain dan dengan mengatas nama kan amal.

Secara tidak sadar, kita sebenarnya banyak menyaksikan pelanggaran etika bisnis dalam kegiatan perbisnisan di Indonesia. Banyak hal yang berhubungan dengan pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh para pebisnis yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut biasanya dipacu oleh persaingan yang tidak sehat agar dapat menguasai pasar, memperluas pangsa pasar dan mendapatkan keuntungan.

Kegiatan perdagangan maupun bisnis dalam lingkup besar sebenarnya tidak pernah luput dari permasalahan etika bisnis. Sesuai fungsi nya baik secara mikro maupun makro, sebuah bisnis yang baik haruslah memiliki etika dan tanggung jawab sosial. Jika ini dijalankan, maka tidak hanya lingkungan mikro dan makronya saja yang mendapat keuntungan, namun perusahaan itu sendiri akan mendapatkan keuntungan secara langsung.

Yang terpenting bagi pelaku bisnis adalah bagaimana menempatkan etika pada kedudukan yang pantas didunia bisnis. Tugas pelaku bisnis adalah berorientasi pada norma – norma moral. Etika bisnis memiliki prinsip – prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaa untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar mempunyai standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral.

Muchlish (1998:31-33) mengemukakan prinsip – prinsip etika bisnis sebagai berikut :

1)    Prinsip otonomi

Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.

2)    Prinsip kejujuran

Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.

3)    Prinsip tidak berniat jahat

Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.

Sumber : tanti puspita  - blogspot – 2012 – perusahaan melanggar aspek hukum

hubungan etika dan bisnis


apakah antara bisnis dan etika ada hubungan ? Adakah etika bisnis?

Ada dua pandangan :

1. Antara bisnis dan etika tidak ada hubungan sama sekali

ü  Pandangannya : Dalam bisnis orang menyibukkan diri dengan jual-beli, mmebuat produk dan menawarkannya untuk mendapat untung, tapi orang tidak berurusan dengan etika atau moralitas.

ü  Ungkapan-ungkapan yang senada dengan istilah diatas, oleh Richard T. De George disebut sebagai “ Mitos Bisnis Amoral” (bukan immoral)

ü  Dasar pemikirannya :

·         Bisnis sama dengan judi
·         Bisnis punya aturan sendiri
·         Yang mematuhi aturan moral dalam bisnis akan merugi dan tersingkir
·         Argumen pendukung
·         Jika suatu praktek secara legal diterima maka secara etis juga diterima
·         Jika praktek itu begitu umum, maka diangap sebagai ‘norma’ mengikat yang berlaku umum.

2. Prinsip Etika berlaku dalam bisnis

ü  Bisnis tidak seratus persen sama dengan judi
·         Sama dengan judi : berani mengambil resiko, berani berspekulasi, berani bertaruh
·         Beda dengan judi : yang dipertaruhkan dalam bisnis jauh lebih luas dan dalam

ü  Tidak benar bisnis punya aturan sendiri lepas dari aturan sosial masyarakat pada umumnya. Alasannya:

·         Bisnis adalah bagian aktivitas penting dari masyarakat
·         Bisnis adalah kegiatan antar manusia
·         Maka etika diperlukan sebagai pemberi arah keputusan dan tindakan

ü  Tidak benar bahwa yang mematuhi aturan moral dalam bisnis akan merugi dan tersingkir dari persaingan
ü  Bisnis yang sukses adalah bisnis yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral
ü  Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas
ü  Etika tidak sama dnegan ilmu empiris
ü  Dalam kondisi tertentu dibenarkan adanya penyimpangan dari segi etika, tapi tidak berarti bisnis tidak mengenal etika

ü  Berbagai aksi protes yang terjadi dimana-mana menunjukkan bahwa banyak orang menghendaki dan mendambakan agar bisnis dijalankan secara baik serta tetap mengindahkan norma-norma etika

ü  Prinsip – Prinsip etika bisnis
·         Prinsip otonomi
·         Prinsip kejujuran
·         Prinsip berbuat baik (positif) dan prinsip tidak berbuat jahat (negatif)
·         Prinsip keadilan : adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban
·         Prinsip hormat pada diri sendiri

ü  Masalah yang dihadapi dalam dunia bisnis
·         Standar moral para pelaku bisnis masih sangat lemah
·         Pada tingkat perusahaan sering terjadi konflik kepentingan
·         Tidak atau belum adanya organisasi profesi bisnis dan manajemen yang berfungsi menegakkan kode etik bisnis dan manajemen
·         Peralihan dari masyarakat sedang berkembang menuju masyarakat maju
·         Adanya ketidak stabilan politik dalam negeri

Minggu, 14 Oktober 2012

apa yang didapat perusahaan ketika menerapkan etika bisnis?


Apa yang didapat perusahaan ketika menerapkan etika bisnis?

Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga yang tidak dapat ditawar lagi. Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang tetap menjaga kode etis dalam dunia bisnis. Bersikap adil dan jujur sekarang sangatlah sulit, persaingan yang cukup bebas membuat semua hal yang tidak etis menjadi hal yang sah untuk dilakukan demi meraup keuntungan. Seharusnya perusahaan juga menerapkan sistem yang baik agar terciptanya loyalitas konsumen, yaitu dengan cara terus menjaga etika didalam persaingan.

Adapun manfaat perusahaan dalam menerapkan etika bisnis. Yaitu:

1. Perusahaan mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
Perusahaan yang jujur akan menciptakan konsumen yang loyal. Konsumen yang loyal tidak segan – segan untuk merekomendasikan kepada orang lain agar menggunakan produk tersebut.

2. Citra perusahaan di mata konsumen baik.
Dengan citra yang baik maka perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat dan produknya pun dapat mengalami peningkatan penjualan. Perusahaan yang cacat hukum tentu saja menimbulkan citra buruk bagi perusahaan tersebut.

3. Meningkatkan motivasi pekerja.
Karyawan akan bekerja dengan giat apabila perusahaan tersebut memiliki citra yang baik dimata perusahaan. Dasar suatu perusahaan tentu saja terletak pada SDM nya, ketika perusahaan berjalan diatas keadilan tanpa kecurangan pekerja tentu saja akan termotivasi untuk melakukan yang terbaik pula untuk perusahaan.

4. Keuntungan perusahaan dapat di peroleh.
Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.

Beberapa perusahaan terkemuka sekarang ini sudah mempunyai Code of Conduct dan juga sudah mempunyai kode etika perusahaan yang dipatuhi oleh semua karyawan. Sebagai proses, sistem, struktur, dan aturan yang memberikan suatu nilai tambah bagi perusahaan good coporate governance memiliki prinsip- prinsip sebagai berikut :

a. Fairness (keadilan)
Keadilan adalah kesetaraan perlakuan dari perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan kriteria dan proporsi yang seharusnya.
Dalam hal ini ditekankan agar pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan terlindungi dari kecurangan dan penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh orang dalam.

b. Transparency (keterbukaan)
Transparasi adalah keterbukaan dalam melaksanakan suatu proses kegiatan perusahaan.
Pengungkapan informasi kinerja perusahaan baik ketepatan waktu maupun akurasinya (keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan, pengawasan, keadilan, kualitas, standarisasi, efisiesi waktu dan biaya). Dengan transparasi pihak-pihak yang terkait akan dapat melihat dan memehami bagaimana suatu perusahaan dikelolah.

c. Accauntability (akuntabilitas)
Akuntabilitas adalah pertanggung jawaban atas pelaksanaan fungsi dan tugas-tugas sesuai wewenang yang dimiliki oleh seluruh organ perusahaan termasuk pemegang saham.
Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan menyiapkan laporan keuangan dengan tepat pada waktunya dan dengan cara yang tepat mengembangkan komite audit dan resiko yang mengandung fungsi pengawasan oleh dewan komisaris, mengembangkan dan merumuskan kembali peran dan fungsi internal audit sebai mitra bisnis strategik berdasarkan best parctice bukan sekedar audit.

Sumber : Fachmi ulil maulana (2011) – manfaat perusahaan dalam menerapkan

apa itu etika bisnis??


Apa itu etika bisnis?

Etika bisnis merupakan suatu prilaku moral yang dilakukan baik oleh individu maupun organisasi dalam bidang bisnis. Sering kali sebuah perusahaan yang bagus dicerminkan oleh etika perusahaan tersebut.

Apa saja yang harus diterapkan dalam etika bisnis?

1.  Etika Bisnis itu dibangun berdasarkan etika pribadi.
Suatu etika walaupun itu adalah etika bisnis, semua bersumber pada etika pribadi seseorang. Missal dalam perusahaan, etika pemimpin biasanya akan mencerminkan etika perusahaannya tersebut. Tidak ada perbedaan yang tegas antara etika bisnis dengan etika pribadi. Kita dapat merumuskan etika bisnis berdasarkan moralitas dan nilai-nilai yang kita yakini sebagai kebenaran.

2.  Etika Bisnis itu berdasarkan pada fairness.
Apakah kedua pihak yang melakukan negosiasi telah bertindak dengan jujur? Apakah setiap konsumen diperlakukan dengan adil? Apakah setiap karyawan diberi kesempatan yang sama? Jika ya, maka etika bisnis telah diterapkan.

3.  Etika Bisnis itu membutuhkan integritas.
Integritas merujuk pada keutuhan pribadi, kepercayaan dan konsistensi. Bisnis yang etis memperlakukan orang dengan hormat, jujur dan berintegritas. Mereka menepati janji dan melaksanakan komitmen. Hal – hal ini lah yang dipegang teguh oleh perusahaan yang menjunjung tinggi kode etik di dunia bisnis.

4.  Etika Bisnis itu membutuhkan kejujuran.
Bukan jamannya lagi bagi perusahaan untuk mengelabui pihak lain dan menyembunyikan cacat produk. Jaman sekarang adalah era kejujuran. Pengusaha harus jujur mengakui keterbatasan yang dimiliki oleh produknya, tidak menyesatkan konsumen dengam melebih – lebihkan produknya agar mau membeli.

5.  Etika Bisnis itu harus dapat dipercayai.
Jika perusahaan Anda terbilang baru, sedang tergoncang atau mengalami kerugian, maka secara etis Anda harus mengatakan dengan terbuka kepada klien atau stake-holder Anda. Ketidakjujuran dalam sebuah perusahaan tidak akan menimbulkan kepercayaan dari patner maupun konsumen.

6.  Etika Bisnis itu membutuhkan perencanaan bisnis.
Sebuah perusahaan yang beretika dibangun di atas realitas sekarang, visi atas masa depan dan perannya di dalam lingkungan. Etika bisnis tidak hidup di dalam ruang hampa. Semakin jelas rencana sebuah perusahaan tentang pertumbuhan, stabilitas, keuntungan dan pelayanan, maka semakin kuat komitmen perusahaan tersebut terhadap praktik bisnis.

7.    Etika Bisnis itu diterapkan secara internal dan eksternal.
Bisnis yang beretika memperlakukan setiap konsumen dan karyawannya dengan bermartabat dan adil. Etika juga diterapkan di dalam ruang rapat direksi, ruang negosiasi, di dalam menepati janji, dalam memenuhi kewajiban terhadap karyawan, buruh, pemasok, pemodal dll. Singkatnya, ruang lingkup etika bisnis itu universal.

8.    Etika Bisnis itu membutuhkan keuntungan.
Bisnis yang beretika adalah bisnis yang dikelola dengan baik, memiliki sistem kendali internal dan bertumbuh. Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.

9.    Etika Bisnis itu berdasarkan nilai.
Perusahaan yang beretika harus merumuskan standar nilai secara tertulis. Rumusan ini bersifat spesifik, tetapi berlaku secara umum. Etika menyangkut norma, nilai dan harapan yang ideal. Meski begitu, perumusannya harus jelas dan dapat dilaksanakan dalam pekerjaan sehari-hari.

10. Etika Bisnis itu dimulai dari pimpinan.
Ada pepatah, “Pembusukan ikan dimulai dari kepalanya.” Kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap corak lembaga. Perilaku seorang pemimpin yang beretika akan menjadi teladan bagi anak buahnya.


Sumber : Fachmi ulil maulana (2011) – manfaat perusahaan dalam menerapkan

Sabtu, 13 Oktober 2012

perusahaan yang tidak beretika


Perusahaan di seluruh dunia haruslah memiliki etika dalam melakukan bisnis. Persaingan sehat seharusnya sangatlah dijaga. Adanya inovasi, tidak pernah cacat hukum dan aturan, bertanggung jawab secara ekslusif, tata kelola perusahaan yang baik, sistem internal perusahaan yang baik serta adanya pemimpin dan karyawan yang loyal pada masyarakatlah yang menjadi cerminan secara umum perusahaan yang beretika baik dalam kegiatan bisnis.

Perusahaan yang bertanggung jawab kepada masyarakat atas produk yang dijualnya dengan tidak melakukan diskriminasi dan tidak melakukan perusakan lingkungan bisa dijadikan contoh untuk perusahaan yang beretika. Melakukan persaingan secara adil dan aman juga menjadi penentu apakah perusahaan tersebut benar beretika.

Banyak perusahaan yang hanya mencari keuntungan dan dengan sengaja melakukan kecurangan atau bermain tidak adil di dunia bisnis. Banyak nya persaingan membuat para pemain bisnis tidak lagi mementingkan etika antar pebisnis dan bahkan menjadikan hal yang tidak etis tersebut menjadi hal yang sah untuk menarik pelanggan baru. Padahal, selain menarik pelanggan baru, setiap perusahaan harus terus beretiket baik agar terciptanya loyalitas pelanggan.

Berikut adalah beberapa contoh kasus praktek bisnis yang tidak beretika :

-       Menyalin logo untuk menyesatkan pelanggan
Hal ini biasa dilakukan perusahaan baru yang dengan sengaja mendompleng perusahaan yang sudah lebih dahulu berkecimpung didunia bisnis. Penjiplakan dengan mengedit sebagian ataupun mempelesetkan logo perusahaan besar yang mendunia merupakan hal yang tidak etis dilakukan sebagai bentuk pemasaran. Sebagai contoh salah satu rumah makan di Jakarta yang menggunakan logo dari hasil penjiplakan (mempelesetkan) logo cafe yang memiliki produk minuman yang memang namanya sudah besar.

-       Persaingan iklan (menyindir)
Menyindir atau menyinggung produk yang lebih dulu beredar dimasyarakat biasa dilakukan oleh perusahaan yang baru. Melakukan persaingan yang tidak sehat dan dengan sengaja di siarkan di stasiun – stasiun TV nasional Indonesia tentu saja bukanlah hal yang beretika dalam kasus bisnis. Sebagai contohnya minyak angin beraroma terapi yang baru meluncurkan produk dan iklannya, yang dengan sengaja menyindir produsen lama agar menarik minat konsumen.